akhirnya baru sekarang aku tulis. Kali
ini aku ingin merefleksikan perjalanan hidupku—sejak aku dilahirkan
hingga hari ini—yang sarat dengan pengalaman tak terduga. Semua yang
kukenang membuatku tergelak, dengan senyum yang bahkan sulit kumengerti.
Pengalaman yang menyedihkan—tentu saja membuatku sedih,
menyenangkan—tentu saja aku harap terus berisi kebahagiaan,
konyol—dengan segala sifat ajaibku menghadapi hidup yang terkadang
konyol, berkesan—kaitan berbagai peristiwa yang tak bisa kulupakan, juga
jutaan rasa lain yang tak terperikan.
Aku bersyukur kepada Allah
SWT telah memberiku kesempatan mengenal dunia dan memberiku sebuah
keluarga—yang membuatku belajar banyak hal—dengan kisah “tak
tertanggungkan”, hehe…. Tapi yang jelas, apapun keadaannya aku
mensyukuri semuanya. Tak terkirakan olehku jika aku hadir dengan aku
sebagai orang lain. Rasanya memang kisah ini yang tepat untukku. Semua
peristiwa yang terjalin mengikat dan membentukku menjadi sebuah
pribadi—secara jujur ya—yang berproses menuju dewasa, haha….
Aku bukan lagi anak kecil.
Mau tak mau, aku harus mengakui bahwa aku telah masuk ke dalam fase masa
dewasa awal. Hem…. Sesuatu yang tak bisa aku remehkan lagi! Aku harus
mulai menata langkah—baik hati dan pikiran—dengan lebih bijak. Setiap
orang yang mengenalku selalu menaruh harapan yang sama ketika memberi
ucapan selamat ulang tahun, cepatlah dewasa, Nur. Seakan aku terus saja
terpenjara dalam jiwa masa kecilku. Entahlah, yang pasti aku merasa aku
telah berproses menjadi wanita dewasa, hee…. Sadar atau tidak, setiap
proses yang kualami telah membantuku untuk belajar menilai segala
sesuatunya dengan cara yang berbeda.
Yang aku angankan—di usiaku
yang tak bisa dibilang muda—sekarang adalah mengenal diriku, sekali
lagi. Meruntuhkan segala ketakutan dan kecemasan akan masa depanku.
Sering aku bertanya dalam hati, kemana arah hidupku selanjutnya? Akankah seperti yang aku harapkan atau jauh dari harapanku selama ini?
Bayang-bayang mimpi yang ingin kurengkuh dengan segera terkadang
mengikatku untuk semakin mengejar mimpi hingga aku melupakan “aku”.
“Aku” yang masih berkecamuk dan harus segera aku selesaikan. Dan
sekarang adalah saatnya untuk menyelesaikan ke-aku-an yang tertunda dari
waktu ke waktu.
Aku adalah sang pejalan yang
ingin menentukan arah hidupnya dalam batas-batas yang diijinkan oleh
Allah. Aku berusaha sekuat mungkin untuk menjadikan hidupku lebih
berarti. Tidak saja bagiku tapi bagi orang lain. Aku terus saja berjalan
dengan segala keegoisan yang masih melekat. Aku terus saja berjalan
dengan segala kekurangan yang melecutku untuk jadi lebih baik lagi.
Kurubah kompas hidupku dari pencarian akan makna kebahagiaan menjadi
pengabdian.
Kurancang hidupku
sekarang—selama dua tahun ke depan mulai dari saat ini—sebagai tahun
kebahagiaan. Dua tahun sebagai tahun kebahagiaan—mungkin lebih tepatnya
tahun keegoisanku, memanjakan diri sendiri—untuk mewujudkan segala
impian yang tertunda karena janji yang telah kuikrarkan sebelumnya. Dan
aku demikian bersemangatnya meraih impian-impian masa depanku. Aku
sungguh punya banyak mimpi. Tiap saat di hidupku hadir sebuah mimpi
baru—yang semakin membuatku bersemangat mewujudkannya—dan aku percaya
Allah akan memberikan jalan bagiku jika aku terus berusaha. Aku tak kan
menyerah dengan mudahnya. Tak peduli berapa ribu langkah yang harus
kulalui untuk mewujudkannya. Aku akan terus berjuang.
Kurancang dua tahun sebagai
tahun kebahagiaan bukan berarti aku hanya ingin bahagia dalam dua tahun
saja. Tidak, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin pergi, menjelajah ke
berbagai tempat—yang hanya kudengar namanya—indah dan membangkitkan
harapku untuk bersemangat menjalani hidup. Bagiku bukan soal arah
datangnya kebahagiaan itu. Tidak saja terbit dari hidupku tapi bisa
terbit dari hidup orang lain. Aku sungguh ingin belajar memahami
kebahagiaan dari segi yang berbeda—meski kelihatannya tak semudah yang
kubayangkan—aku kan berusaha untuk itu. Dan jalan pengabdian kiranya
yang tepat untukku. Sungguh ingin kubaktikan hidupku dengan cara
mengabdi. Sampai saat ini aku pun masih bingung dengan cara apa. Tapi
semoga Allah membantuku untuk menemukan jalan pengabdianku. Akan ada
saatnya nanti pengabdian adalah jalan kebahagiaan sepanjang sisa umurku.
Amin.
Juga untuk sebuah mimpi
kebahagiaan yang belum bisa kuraih, bertemu dengan sahabat terbaik di
sisa hidupku nanti. Hem…. Bintang berputar, masih enggankah engkau turun
ke bumi? Berapa lama lagi aku harus menunggu? Kiranya telah cukup liku
rasa yang mengitariku selama ini. Aku tak ingin merasakan lagi apa yang
tak bisa kuraih. Kunanti hadirmu dengan sepenuh doa di sepanjang
sujudku. Kan kupinta sebaik-baiknya pertemuan antara diriku dan dirimu
dalam keadaan yang diridhoi oleh Allah. Aku terus berusaha menjaga dan
memperbaiki apa-apa yang kiranya menjauhkanku dari perjumpaan indah itu.
Jika boleh kupinta, kuingin menjumpaimu di tahun depan, hehe…. Allah,
perkenankanlah harapku yang satu ini. Sungguh aku merasa lelah dan ingin
segera bahagia dalam syariat-Mu.
Perubahan dan perbaikan
karakter adalah PR besar dan jadi fokus hidupku saat ini. Aku akan terus
berusaha, membenahi satu-persatu semua sikap dan sifat burukku. Semoga
aku bisa. Meski banyak yang tidak bisa memahami jalan pikiranku saat
ini, tak mengapa. Terlalu sulit untuk bisa memahami jalan pikiran
seseorang, apalagi pikiranku yang begitu rumit, hehe…. Cukup sudah! Aku
hanya membutuhkan waktu untuk bisa bernafas lega. Memejamkan mata dan
menghela nafas berulangkali jika merasa sesak. Juga menatap senja dan
bintang jika aku merasa bersedih. Hanya itu yang bisa membuatku kembali
tersenyum dan memberi energi baru dalam hidupku. Tak banyak, hanya
sedikit waktu untuk mencerna semua yang sulit kupahami belakangan ini.
Perjalanan ini terasa panjang
dan aku sendirian. Terkadang aku merasa lelah dan ingin berhenti.
Namun, tapak kakiku terus saja kuseret meski berat dan pelan, aku terus
ingin bergerak. Aku tidak akan menyerah dengan mudahnya. Aku ingin jadi
hamba pilihan Allah, juga mengharap sebuah kebahagiaan di akhir waktu.
Berkumpul bersama dengan orang-orang yang kusayangi di Surga juga
diperkenankan menjadi tetangga Rasulullah. Amin.
It’s a long long journey.
Till I know where I’m supposed to be. Sometimes it feels no one
understand. I don’t even know why I do the things I do. Hem…. Lirik
lagu Journey dari OST. At The Dolphin Bay pun mengiringi akhir dari
tulisanku. Semua rencana hidupku saat ini telah kuajukan pada Allah.
Proposal kehidupanku yang sesungguhnya. Hanya DIA yang berhak tahu dan
menentukan kuasa-Nya. Aku menunggu keputusan-Mu ya Allah, Penggenggam
Jiwaku. Jangan biarkan aku jadi hamba yang Engkau tinggalkan. Beri aku
jalan dan selamatkan aku. Aminhttp://www.facebook.com/totok.ngadirenggo